: :

Navbar Bawah

Rabu, 01 Januari 2014

Cerpen - Dibalik sebuah Disket Tua

Disket tua
ilustrasi
              Nama ku Kazuhiko Hiroshi Yuuki, panggil saja Aku Hiko. Saat ini Aku berumur 16 tahun. Setahun lagi Aku lulus SMA, ini karena orang tua ku yang selalu memasukanku ke jalur akselerasi. Jadi Aku bisa kuliah di usia yang relatif muda.
              Di sekolah Aku memang terkenal dengan anak yang dingin, cuek, tapi memiliki otak yang sedikit “ encer”. Sebagai murid SMA masa kini, memang aneh jika belum pernah pacaran. Tapi memang Aku mendapat julukan “Forever Alone”. Jomblo itu “Prinsip” apa “Nasib”?, Menurut Aku sih itu Prinsip. Ya, memang karena Aku lebih fokus pada karir dari pada romantis.


              Bulan demi bulan berlalu, kini Aku sudah lulus SMA dan telah diterima di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung. Untuk mengurangi beban orang tua karena harus pulang-pergi, rumah-kampus, orang tuAku memutuskan untuk membeli sebuah rumah sekitar 1,5 Km dari kampus. Sehingga keesokan harinya keluarga kami melAkukan survey terhadap kawasan ini.
              Akhirnya, setelah 3 hari survey, kami menemukan sebuah rumah yang pas dengan kantong. Meskipun sedikit “angker” terlihat dari luar, tapi demi menghemat pengeluaran, juga meringankan orang tua, tak apalah. Sehingga rumah tersebut dibeli oleh orang tua ku. Dari luar memang sedikit seram, seperti rumah-rumah di film-film tentang vampire. 
              Tapi Aku memang tak terlalu penAkut. Ditambah dengan seorang teman SMA yang kebetulan mengambil jurusan yang sama, sehingga bisa sambil “sharing” juga agar tidak terlalu sendirian dirumah tua itu. Dia bernama Riko, sahabatku sejak baru masuk SMA jadi kami sudah cukup akrab dengannya.
              Keesokan harinya, kamipun membersihkan rumah tersebut. “Hiko, rumah ini kotor banget.” Ucap Riko. “iya nih, sepertinya udah lama nggak ada penghuninya. Banyak debunya.” jawab ku.
Lalu kami melanjutkan membersihkan rumah baru ini. Hingga suatu saat, Riko menemukan sebuah tempat penyimpanan rahasia di belakang sebuah lemari ketika akan memindahkan lemari tersebut.

“ Hiiko!! Lihat inii!! ” Riko sambil sedikit berteriak memanggil ku.
“ Ada apa Ko? ” teriak ku sambil berlari menuju Riko.
“ Lihat ini, ada sebuah kotak disini!”  ucap Riko dengan menunjuk sebuah kotak yang sedikit rapuh di belakang lemari.
“ Cepat buka, apa isinya!” Perkataan ku sambil merasa sedikit gemetaran. 

              Setelah Riko membuka kotak itu, kotak itu berisi sebuah kertas yang sudah sangat “blur” tulisannya, sehingga tidak dapat terbaca lagi. Lalu beberapa foto yang masih hitam putih yang terlihat seperti sesosok bayangan aneh. Juga sebuah catatan. Dan sebuah surat yang terbungkus rapi. Setelah dibuka ternyata terdapat disket yang masih utuh, tetapi dengan cover yang sedikit kotor termakan usia.
              Karena ketakutan saat membuka foto-foto tersebut, juga di perkuat dengan kondisi cahaya rumah itu yang samar. Sehingga mereka langsung memasukan kembali semuanya kedalam kotak itu dan mengembalikan lemari seperti keadaan semula. dan menjauhi bagian ruangan tersebut.
Setelah itu kamipun mempercepat membersihkan rumah tersebut dan memutuskan untuk tidur bersama dalam malam pertama ini. Karena barang barang kami belum sepenuhnya telah dipindahkan, kami pun hanya tidur di atas karpet tipis ditemani sarung agar tidak terlalu kedinginan pada malam hari. Kebetulan saat itu pada musim kemarau, jadi tidak terlalu dingin di malam hari.
              Malam pertama di rumah itu mulai terasa mengerikan ketika kami hanya menggunakan sebuah lampu 5 watt yang hanya menerangi beberapa ruangan, dan lilin yang terus tertiup angin karena kondisi angin yang terus bertiup kencang akhir-akhir ini melewati ventilasi. Dan gerakan jendela atap yang terus tertiup angin, ditambah engselnya yang telah berkarat. Makin membuat suasana mencekam.
               Ke esokan harinya, kami pun mengajak teman untuk menginap di rumah kami, sekaligus mengerjakan tugas kuliah. Juga bantu-bantu membersihkan rumah tersebut. Dia adalah Hasan, teman baru kami yang memiliki hobby yang sama, yaitu OtAku. Jadi kami semalam bisa menonton Anime bersama, untuk mengurangi suasana mencekam ini.
              Seminggu sudah, kami tinggal di rumah ini, barang-barang pun telah tersusun rapih di setiap ruangan. Kecuali ruangan yang menyimpan kotak misterius itu hampir tidak pernah tersentuh lagi sejak penemuannya. Sehingga Hasan yang telah lima hari tinggal bersama kami pun merasa kebingungan.

“ Hiko, kenapa ruangan itu selalu dikunci? Padahal kan bagus untuk dijadikan tempat tidur? ” Tanya Hasan kebingungan. 
 Aku pun menjawab dengan agak putus-putus “ Di sana... ada sebuah kotak yang menyimpan barang-barang misterius, seperti foto-foto aneh yang menyeramkan, selembar kertas yang terlihat seperti dari tetesan darah, dan sebuah catatan yang hanya tinggal separuh”.

              Hasan sedikit tercengang, tapi dia lah orang yang paling pemberani diantara kami, juga karena dia yang tertua di sini. Sehingga ia memberanikan diri ingin melihat seluruh isi dari kotak misterius tersebut. Akhirnya Aku pun memberanikan diri untuk membuka kembali ruangan tersebut dan mengeluarkan kotak tersebut.
              Kemudian Hasan melihat satu persatu barang-barang itu dengan detail kecuali sebuah catatan itu. Dan tidak ada reaksi darinya, lalu ia mengembalikan semuanya ke kotak tersebut dan mengambil sebuah disket tersebut. Karena kebetulan komputer ku memiliki Disket Room. sehingga ia bergegas menyalakan komputer itu.

“Apa yang akan kamu lAkukan San?” ucap Riko sambil sedikit ketAkutan.
“Kita lihat saja nanti.” Balas Hasan dengan senyuman.   Hal itu tentunya membuat Aku dan Riko makin ketAkutan. 

              Sampai ketika Hasan memasukan disket tersebut kedalam roomnya, jantung ku semakin berdebar, mungkin Riko juga merasakan hal yang sama dengan ku, tapi tidak terlihat pada Hasan.
Ketika disket tersebut dibuka, terdapat 3 file, yang satu sebuah video dengan nama “Pergilah! Sebelum Terlambat dari Rumah ini! ”, lalu sebuah Text file dengan nama “Kutukan Bagi yang melanggar”, dan sebuah gambar yang mirip dengan sebuah tindakan pembunuhan.
              Alhasil, setelah membuka disket ini, kami langsung mematikan komputer ini dengan mencabut nya langsung dari kabelnya. Dan dengan segera meletakan kembali semuanya ke tempat semula kembali. Aku pun langsung berniat pulang ke rumah orang tua ku. Mereka pun sudah ingin pamit akan pergi karena kebetulan hari itu adalah hari Sabtu, sehingga perkuliahan dalam jadwal kosong.
              Tanpa disadari, catatan itu tertinggal, dan tertumpuk pada buku-buku ku, sehingga catatan itu pun terbawa oleh ku. Hingga sampai dirumah, Aku membenahi barang bawaan ku dari tas. Ketika Aku meletakan buku-buku ku, Aku tidak sadar, hingga Aku tak menyadari jika catatan tersebut terbawa.
              Lalu setelah membenahinya, tanpa sadar Aku langsung tertidur. Dan keesokan harinya, Aku akan membaca-baca buku karena hobby ku yang sangat suka dengan membaca. Tak tanggung-tanggung, 250 volume dari beberapa komik kesukaan ku sudah ku miliki. Dan sebagian lagi, Aku menyimpannya di komputer sebagai E-book untuk mengurangi tempat dan biaya.
Entah kenapa, hati ku merasa ingin sekali membuka tumpukan buku-buku yang Aku bawa kemarin.               Dan benarlah, sekarang Aku baru sadar, ternyata Aku membawanya. Juga pada saat itu, Aku merasa ingin sekali membacanya, dan dengan niat dan masuk ke ruang tengah di dekat orang tua Aku pun membersihkan covernya yang tertutup oleh debu. Dan tertulis nama “ Udin Suradin Mangkudin ”. 
              Karena struktur kertas yang sudah rusak parah. Aku pun tak dapat membacanya, sehingga Aku hanya dapat membaca beberapa lembar yang masih baik, yaitu lembar di terakhir. Disini tertulis;
“ Dear diary,  
              Hari ini adalah hari besar, yaitu hari dimana hari ulang tahun ku yang ke 15. D engan itu, katanya akan banyak teman temanku yang akan datang.  Aku ingin menont on sebuah film ‘ horror ’ , dan beberapa cerita kutukan dengan gambarnya. D an semua itu terdapat dalam sebuah Disket impianku. A ku menginginkan nya a .. Aku memiliki disket sendiri ! :) ”
              Dan seketika itupun Aku Tertawa terbahak-bahak melihat semua itu. Karena sebenarnya kotak itu adalah sebuah kotak untuk dokumentasi hari ulang tahunnya. Mungkin karena anak tersebut sangat terobsesi dengan film horror, menjadikannya seperti itu, lalu foto-foto tersebut adalah bayangan jari tangan yang menyerupai sebuah binatang/apalah.
              Aku pun menceritakan ini pada teman lainnya, dan mereka menanggapi dengan respon yang sama. Yaitu tertawa tak tertahankan. Dan akhirnya kami pun dapat menjalani hidup dengan tenang di tempat tersebut.

- - TAMAT --              

19 - 11 - 19 78


Oleh : 
MUKTIADI AKHMAD JANUAR

Download [pdf]:  http://download.muktiadi.zz.mu/dokumen/Dibalik_sebuah_Disket_Tua_-_tugas_b._Indonesia.pdf

0   komentar

Cancel Reply