: :

Navbar Bawah

Rabu, 01 Januari 2014

Cerpen - Misteri Petualangan Tapal Kuda

   


        Suatu hari di liburan musim panas 1880, aku dan saudaraku pergi ke sebuah peternakan di Kota Birmingham untuk berkunjung setelah beberapa bulan tidak mengunjungi peternakan itu. Setelah sampai disana kami disambut oleh paman Jacob pengurus dan pemilik perternakan itu, kami diajak untuk makan siang di rumahnya, kami berniat untuk menginap di rumah paman kami itu selama 2 minggu.

              Keesokan harinya kami diminta tolong oleh paman kami untuk memberi makan hewan-hewan yang ada dipeternakan pamanku, dengan senang hati kami pun menerima permintaan tersebut,”Wah, kambing ini bulunya lebat sekali!” seru saudaraku “Mark itu bukan kambing, tapi itu biri-biri.” kata pamanku, di dalam kandang itu terdapat banyak sekali hewan yaitu, 8 ekor biri-biri, 6 ekor babi, 6 ekor sapi, 4 ekor kuda, 15 ekor ayam, dan 16 ekor bebek. Kami segera memberi makan, minum dan memandikan hewan-hewan tersebut.
              Setelah selesai,kami mandi dan diajak berkeliling desa untuk menyegarkan badan kami yang telah lelah mengurus hewan hewan itu.
              Seminggu berlalu, kami masih tetap menjalankan kegiatan kami seperti biasanya, memberi makan dan minum, memandikan hewan, memancing, berkeliling, memotong rumput dan lain lain.
              Keesokan harinya pukul 7 pagi kami digemparkan oleh kematian bibi Adler di belakang tempat menyimpan hewan perternakan, “Mengapa ini bisa terjadi?” kata pamanku, “Aku tak tahu, Watson apa kau tahu?” tanya mark kepadaku, aku hanya menggelengkan kepala, paman ku segera menelpon polisi, tempat polisi sangat jauh dari rumah pamanku, butuh kurang lebih 45 sampai 60 menit untuk sampai kerumah pamanku.
              Saat pamanku menelpon polisi, aku melihat bibiku memegang sebuah tapal kuda di tangan kanannya dan di sebelah kiri ada tulisan T dan arah panah menunjuk ke kanan, dan sebuah pesan di saku bajunya yang berbunyi


Sekarang bukan Masa lalu, kau harus membayar semua hutangmu, mati atau bayar semua hutangmu, karena kau ini pembuat masalah di desa ini, aku hampir masuk penjara karena mu, tak ingin kau terus menghancurkan hidupku, oleh karena itu, selamat tinggal.


            Aku dan Mark  dibuat bingung oleh tapal kuda, huruf T, arah panah, dan pesan ini,”Mark, apa kau mengerti semua pesan ini?” tanyaku,”Sama sekali tidak” kami diam sejenak untuk berpikir, “Mark jaga bibi Adler sampai polisi datang, suruh paman jangan memindahkan bibi karena akan membuat polisi semakin bingung, dan jangan katakan pada siapapun, aku akan berkeliling sebentar” kataku dan Mark hanya mengangguk saja.
            Aku berkeliling menuju arah kanan seperti yang ditulis menggunakan darahnya sambil membawa pesan itu, dan aku melihat 2 rumah mencurigakan, satu dihalamannya terdapat gantungan tapal kuda dan yang satu toko tempat membeli peralatan kuda dan terdapat  2 tapal kuda di atas pintu masuknya, aku melanjutkan perjalananku sambil mencoba memecahkan pesan tersebut, dengan berbagai cara aku tidak bisa memecahkannya. aku berhenti di jalan Torso Mobile, aku mempunyai ide lain aku, bergegas menuju rumah dan mengambil kertas, pensil, dan sejumlah uang.

            Aku kembali kedepan rumah yang terdapat gantungan tapal kuda, aku mengetuk pintu rumah tersebut dan keluar lelaki yang kuperkirakan umurnya 40 tahun dengan janggut dan kumis tipis, “Bisakah kau tunjukan kemana arah menuju jalan Torso Mobile?” tanyaku “Dari sini kau keluar ke arah kanan dan lurus sampai persimpangan, ambil jalan kiri dan akan ada perempatan dari sana kau belok kiri dan akan ada tulisan jalan Torso Mobile ke arah kanan.” Katanya “Aku bingung jalannya terlalu berkelak-kelok, bisa kau tuliskan secara singkat di kertas ini?” tanyaku, lelaki itu langsung menulis arah jalan tersebut tanpa mencurigaiku, lelaki itu memberikan kertas itu, “Terimakasih” kataku, aku pun bergegas pergi dan menuju toko yang menjual peralatan kuda.
            Aku masuk ke dalam toko, “Ada yang bisa saya bantu?” kata pelayan toko, “Aku pesan 1 tapal kuda dan sikat” pelayan toko pun memberiku barang yang kubeli sekaligus nota pembelian, “Terimakasih” kataku, lalu aku kembali kerumah dan melihat paman sedang menunggu polisi di dekat istrinya, “Paman tahu tidak siapa pemilik rumah dengan gantungan tapal kuda?” tanyaku “Itu tuan Terry”
“Kalau pemilik toko peralatan kuda?”
“Itu Tony, memangnya ada apa?
“Tidak paman, tidak ada apa-apa” jawabku, dan aku langsung masuk ke dalam rumah

Aku mencoba menyamakan tulisan yang diberikan oleh tuan Terry dan Tony. Beberepa menit kemudian, datanglah polisi,
“Apa ada tanda tanda sebelum kematian korban?” tanya seorang polisi berpangkat jenderal
“Tidak ada tuan, kecuali tapal kuda di tangan kanannya, huruf T dan Arah panah yang menunjuk arah kanan”
“Dokter tolong periksa pukul berapa kematian korban dan apa sebabnya!” perintah jenderal.
            Aku keluar dari rumah dan memberikan pesan itu kepada polisi itu,
“Aku menemukan pesan ini di saku baju bibi Adler, aku belum bisa mengerti apa pesan ini, tapi aku berhasil menemukan orang yang memiliki tulisan sama” Kataku sambil memberikan kertas nota dan alamat itu
“Terimakasih nak” kata polisi itu sambil menyuruh bawahan memeriksa surat tersebut
“Apa kamu tahu dimana rumah orang-orang ini?” tanya polisi tersebut
“Satu di ujung jalan dengan gantungan tapal kuda di halamannya dan satu lagi toko dengan 2 tapal kuda diatas pintunya” Jawabku
Polisi itu menyuruh beberapa bawahannya untuk memanggil orang-orang tersebut, salah seorang bawahan yang mencoba untuk menyamakan pesan dan tulisan tersebut,
“Jenderal kami telah berhasil menyamakannya”
“Yang mana yang lebih mirip?”
“Nota ini tuan”
“Siapa penulis nota ini, nak?” tanya jenderal padaku.
“Tony” jawabku.
“Jenderal, kematian korban diperkirakan kurang lebih 2 jam yang lalu dan penyebabnya adalah tusukan di punggung yang menembus jantung” kata dokter yang memeriksa kematian bibiku.
“Berarti pukul 6 pagi”
Sesaat kemudian datang dua orang tersangka.
“Ada apa ini? Mengapa aku dibawa kemari?” tanya Tony sang pemilik toko.
“Perkenalkan nama kalian,dan melakukan kegiatan apa saja sekitar jam 6 tadi?”
“Saya Tony, jam 6 tadi saya memang keluar rumah, tapi saya keluar rumah untuk menyiram tanaman yang ada di depan rumah!”
“Saya Terry, jam 6 saya keluar rumah untuk belanja di pasar untuk membeli daging ayam dan ikan.”


            Kami dibuat bingung oleh alasan mereka,
“Watson coba kau lihat ini!” perintah Mark kepadaku, akupun bergegas menuju ke tempat mark berada,
“Ada apa?”
“Perhatikan baik-baik garis ini, garis yang hampir terhapus oleh garis lain sehingga tidak jelas”
“Benar juga, Jenderal bisa kau kemari sebentar!” perintah ku kepada jenderal walaupun agak tidak sopan
“Ada apa?”
“Coba lihat ini, ini bukan arah panah ada satu garis lagi dan membentuk gambar seperti gantungan”
“Apa maksud dari semua ini?” tanya jenderal
“Tapal kuda dan gambar ini mungkin adalah tapal kuda yang digantung, tepatnya rumah tuan terry, dan huruf T ini adalah inisial dari tuan Terry.” Kataku menjelaskan.
“Kau hebat juga, siapa nama kalian?”
“Aku Mark”
“Aku Watson”
“Tapi bagaimana cara dia membunuh korban?” tanya polisi
“Saat dia ke pasar untuk membeli ayam pasti dia membawa pisau untuk memotong ayamnya karena dia selalu membeli hanya paha ayam” kata pamanku yang tiba tiba duduk disamping kami.
“Apa pasar disini tidak memiliki pisau?” tanya mark
“Sepertinya, karena disini harus membeli daging ayam tidak boleh setengah-setengah”

            Kami kembali ke tempat para tersangka yang sedang tegang.
“Apa yang pernah Adler lakukan pada kalian sampai membuat kalian kesal?”
“Dia pernah berhutang pada ku saat membeli pakan kuda dan belum dibayar, tapi saya ikhlas karena hanya 2 dollar” jawab tony.
“Dia pernah merusak pagar saya saat dia mencoba mengendarai kuda miliknya, tapi saya tidak pernah ada rasa untuk balas dendam.” Jawab terry

“Tuan Terry mengapa kau tidak pergi ke pasar pada pagi hari?” tanyaku.
“Aku pergi ke pasar!”
“Tapi mengapa kau pergi ke rumah kami?”
“Aku tidak pergi kemari pada pagi hari, aku langsung pergi ke pasar!” bentaknya.
“Tapi mengapa kau meniggalkan pisau ini?” Mark memperlihatkan pisau yang digagangnya bertulis Terry, afro delington
“Jelas tertulis namamu dan jalan rumahmu” kataku

            Suasana hening seketika, dan tetesan air mata keluar dari mata terry
“Ya, aku mengakuinya kalian memang anak kecil yang hebat, tadi pagi sebelum ke pasar aku sempat melihat nyonya Adler sedang berjala menuju kandang hewan ternakmu, karena aku sangat benci kepadanya, aku mengikutinya dan langsung membunuhnya saat di menuju halaman belakang menggunakan pisau yang selalu kubawa, dan aku melemparkan pisauku ke semak semak karena pada saat itu matahari sudah hampir terbit, jadi aku langsung pergi ke pasar dan kembali ke rumah hingga akhirnya aku disini”
“Kalau begitu kau akan kami bawa untuk mempertanggung jawabkan perbuatanmu” kata sang Jenderal
“Terimakasih tuan?”
“Jacob” potong pamanku
“Dan juga Watson dan Mark, kalian anak kecil yang hebat, aku akan memberikan ini sebagai hadiah.” dia memberikan kami sejumlah uang dari dompetnya.
“Terimakasih” kata kami dan segera memberi hormat kepada jendral.
Terrypun dimasukan ke dalam mobil polisi, sedangkan bibi adler sudah dimasukan ke dalam ambulance dan beberapa menit kemudian mereka sudah hilang dari pandangan kami. Sore harinya bibi Adler dimakamkan di pemakaman di desa kami dan dihadiri oleh keluargaku dan warga desa.
Dan waktu kami liburan habis, kami segera kembali kerumah menggunakan kereta kuda, “Dari mana kau menemukan pisau itu?” tanyaku
“Di semak-semak”
“Mengapa kau tidak memberikannya padaku dari awal? Akan menjadi cepat selesai jika kau memberikanku saat kau menemukannya!”
“Kau tidak memintanya” jawab mark tanpa ekspresi.






~TAMAT~

0   komentar

Cancel Reply